Kamis, 12 Februari 2009

Matsuri (祭, Matsuri),Origami,Sudoku

Negara Jepang kaya dengan berbagai kebudayaan leluhurnya yang beraneka ragam. Walaupun saat ini perkembangan teknologi di Jepang terus up date dalam hitungan perdetik , namun sisi tradisional masuh terus dilestarikan hingga sekarang ini. Berikut ini adalah salah satu dari berbagai macam kebudayaan Jepang yang masih terus berlangsung hingga saat ini :

Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti festival, perayaan atau hari libur perayaan.

Matsuri diadakan di banyak tempat di Jepang dan pada umumnya diselenggarakan jinja atau kuil, walaupun ada juga matsuri yang diselenggarakan gereja dan matsuri yang tidak berkaitan dengan institusi keagamaan. Di daerah Kyushu, matsuri yang dilangsungkan pada musim gugur disebut Kunchi.

Sebagian besar matsuri diselenggarakan dengan maksud untuk mendoakan keberhasilan tangkapan ikan dan keberhasilan panen (beras, gandum, kacang, jawawut, jagung), kesuksesan dalam bisnis, kesembuhan dan kekebalan terhadap penyakit, keselamatan dari bencana, dan sebagai ucapan terima kasih setelah berhasil dalam menyelesaikan suatu tugas berat. Matsuri juga diadakan untuk merayakan tradisi yang berkaitan dengan pergantian musim atau mendoakan arwah tokoh terkenal. Makna upacara yang dilakukan dan waktu pelaksanaan matsuri beraneka ragam seusai dengan tujuan penyelenggaraan matsuri. Matsuri yang mempunyai tujuan dan maksud yang sama dapat mempunyai makna ritual yang berbeda tergantung pada daerahnya.

Pada penyelenggaraan matsuri hampir selalu bisa ditemui prosesi atau arak-arakan Mikoshi, Dashi (Danjiri) dan Yatai yang semuanya merupakan nama-nama kendaraan berisi Kami atau objek pemujaan. Pada matsuri juga bisa dijumpai Chigo (anak kecil dalam prosesi), Miko (anak gadis pelaksana ritual), Tekomai (laki-laki berpakaian wanita), Hayashi (musik khas matsuri), penari, peserta dan penonton yang berdandan dan berpakaian bagus, dan pasar kaget beraneka macam makanan dan permainan.

Sejarah

Matsuri berasal dari kata matsuru (祀る, matsuru? menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.

Matsuri dalam bentuk pembacaan doa masih tersisa seperti dalam bentuk Kigansai (permohonan secara individu kepada jinja atau kuil untuk didoakan dan Jichinsai (upacara sebelum pendirian bangunan atau konstruksi). Pembacaan doa yang dilakukan pendeta Shinto untuk individu atau kelompok orang di tempat yang tidak terlihat orang lain merupakan bentuk awal dari matsuri. Pada saat ini, Ise Jingū merupakan salah satu contoh kuil agama Shinto yang masih menyelenggarakan matsuri dalam bentuk pembacaan doa yang eksklusif bagi kalangan terbatas dan peserta umum tidak dibolehkan ikut serta.

Sesuai dengan perkembangan zaman, tujuan penyelenggaraan matsuri sering melenceng jauh dari maksud matsuri yang sebenarnya. Penyelenggaraan matsuri sering menjadi satu-satunya tujuan dilangsungkannya matsuri, sedangkan matsuri hanya tinggal sebagai wacana dan tanpa makna religius.



Origami


Origami adalah sebuah seni lipat yang berasal dari Jepang. Bahan yang digunakan adalah kertas atau kain yang biasanya berbentuk persegi. Sebuah hasil origami merupakan suatu hasil kerja tangan yang sangat teliti dan halus pada pandangan.

Origami merupakan satu kesenian melipat kertas yang dipercayai bermula semenjak kertas mula diperkenalkan pada abad pertama di Tiongkok pada tahun 105 oleh seorang Tiongkok dikasi yang bernama Ts'ai Lun.

Pembuatan kertas dari potongan kecil tumbuhan dan kain berkualitas rendah meningkatkan produksi kertas. Contoh-contoh awal origami yang berasal daripada Republik Rakyat Tiongkok adalah tongkang Tiongkok dan kotak.

Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas kemudian dibawa ke Spanyol oleh orang-orang Arab. Pada tahun 610 di masa pemerintahan kaisar wanita Suiko (zaman Asuka), seorang biksu Buddha bernama Donchō (Dokyo) yang berasal dari Goguryeo (semenanjung Korea) datang ke Jepang memperkenalkan cara pembuatan kertas dan tinta.

Origami pun menjadi populer di kalangan orang Jepang sampai sekarang terutama dengan kertas lokal Jepang yang disebut Washi.

Washi (和紙, Washi?) atau Wagami adalah sejenis kertas yang dibuat dengan metode tradisional di Jepang. Washi dianggap mempunyai tekstur yang indah, tipis tapi kuat dan tahan lama jika dibandingkan dengan jenis kertas lain.

Produksi washi sering tidak dapat memenuhi permintaan konsumen sehingga berharga mahal. Di Jepang, washi digunakan dalam berbagai jenis benda kerajinan dan seni seperti Origami, Shodō dan Ukiyo-e. Washi juga digunakan sebagai hiasan dalam agama Shinto, bahan pembuatan patung Buddha, bahan mebel, alas sashimi dalam kemasan, bahan perlengkapan tidur, bahan pakaian seperti kimono, serta bahan interior rumah dan pelapis pintu dorong.

Di Jepang, washi juga merupakan bahan uang kertas sehingga uang kertas yen terkenal kuat dan tidak mudah lusuh.


Sudoku


Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sudoku (数独, sūdoku?), juga dikenal sebagai Number Place atau Nanpure, adalah sejenis teka-teki logika. Tujuannya adalah untuk mengisikan angka-angka dari 1 sampai 9 ke dalam jaring-jaring 9×9 yang terdiri dari 9 kotak 3×3 tanpa ada angka yang berulang di satu baris, kolom atau kotak. Pertama kali diterbitkan di sebuah surat kabar Perancis pada 1895 dan mungkin dipengaruhi oleh matematikawan Swiss Leonhard Euler, yang membuat terkenal Latin square.

Versi modern permainan ini dimulai di Indianapolis pada 1979. Kemudian menjadi terkenal kembali di Jepang pada 1986, ketika penerbit Nikoli menemukan teka-teki ini yang diciptakan Howard Garns.

Nama "Sudoku" adalah singkatan bahasa Jepang dari "Suuji wa dokushin ni kagiru" (数字は独身に限る, "Suuji wa dokushin ni kagiru"?), artinya "angka-angkanya harus tetap tunggal".

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Sudoku (数独, sūdoku?), juga dikenal sebagai Number Place atau Nanpure, adalah sejenis teka-teki logika. Tujuannya adalah untuk mengisikan angka-angka dari 1 sampai 9 ke dalam jaring-jaring 9×9 yang terdiri dari 9 kotak 3×3 tanpa ada angka yang berulang di satu baris, kolom atau kotak. Pertama kali diterbitkan di sebuah surat kabar Perancis pada 1895 dan mungkin dipengaruhi oleh matematikawan Swiss Leonhard Euler, yang membuat terkenal Latin square.

Versi modern permainan ini dimulai di Indianapolis pada 1979. Kemudian menjadi terkenal kembali di Jepang pada 1986, ketika penerbit Nikoli menemukan teka-teki ini yang diciptakan Howard Garns.

Nama "Sudoku" adalah singkatan bahasa Jepang dari "Suuji wa dokushin ni kagiru" (数字は独身に限る, "Suuji wa dokushin ni kagiru"?), artinya "angka-angkanya harus tetap tunggal".

Selasa, 10 Februari 2009

Valentine & White Day-nya Jepang

Valentine & White Day-nya Jepang

Kamu-kamu pasti tahu hari Valentine 14 Februari, kan? Nah, di Jepang ada suatu tradisi unik di hari Valentine ini. Mungkin kamu sudah pernah nonton "Strawberry on The Short Cake" atau drama-drama lainnya. Di "S.O.S." Kyoko Fukada memberikan hadiah "coklat" kepada ayah dan kakaknya yang diperankan Hideaki. Mengapa coklat? Apakah hanya gadis yang "berinisiatif" di hari Valentine ini? Inilah keunikan hari Valentine di Jepang.

Terdapat dua macam coklat yang biasanya diberikan di hari Valentine. Yang pertama bernama "GIRI-CHOCO", dan yang kedua bernama "HONMEI-CHOCO". "GIRI-CHOCO" adalah hadiah coklat yang diberikan oleh gadis Jepang kepada ayah, kakak pria,rekan kerja pria, ataupun teman-teman prianya. Coklat ini tidak melambangkan "cinta", hanya merupakan ungkapan rasa sayang dan perhatian belaka.

"Giri" sendiri berarti "kewajiban". Nah, biasanya "GIRI-CHOCO" hanya berupa coklat biasa yang harganya relatif murah dan tidak terlalu istimewa. Jadi bukan hal yang aneh jika ada seorang pria di Jepang yang mendapatkan banyak coklat dari teman-teman wanitanya di hari Valentine. Sedangkan "HONMEI-CHOCO" diberikan oleh gadis Jepang kepada pria idamannya atau sang kekasih di hari Valentine. Jadi, coklat ini melambangkan "cinta". Coklat ini terbilang sangat istimewa dan harganya pun relatif mahal.

Bagi para gadis yang sudah mempunyai kekasih, biasanya coklat ini diberikan bersama-sama dengan hadiah lain, seperti dasi, arak Jepang, anggur, dan lain sebagainya. Sedangkan bagi para gadis yang sedang "mengincar" pria idamannya, inilah saatnya mengungkapkan cintanya. Gadis tersebut akan memberikan "HONMEI-CHOCO" tersebut kepada pria idamannya sambil mengucapkan "Aku cinta kamu" atau "Aku suka kamu". Lalu apakah pria tersebut akan menerima cintanya?

Alkisah, jika pria tersebut menerima "HONMEI-CHOCO" yang diberikan kepadanya, maka pria tersebut menyatakan "Ya, saya menerima cinta kamu." Namun di Jepang terdapat hari perayaan yang juga unik yang disebut "WHITE DAY". "WHITE DAY" dirayakan pada setiap tanggal 14 Maret, satu bulan setelah hari Valentine. Pada tanggal 14 Maret tersebut, jika pria yang menerima "HONMEI-CHOCO" dari gadis yang menyukainya dan ia menerima cinta gadis tersebut, maka pria tersebut akan membalasnya dengan memberikan sesuatu kepada gadis tersebut sebagai pernyataan "Ya, saya suka kamu juga!".

Namun memang ada pria tidak akan menunggu selama kurang lebih satu bulan sejak hari Valentine untuk membalas cinta seorang gadis. Seperti di hari Valentine dimana para gadis Jepang memberikan hadiah dan coklat kepada kekasih mereka, pada "WHITE DAY" ini pria Jepang lah yang akan memberikan suatu hadiah kepada kekasih mereka sebagai tanda sayang dan cinta. Pada "WHITE DAY" pula, para pria akan memberikan sesuatu kepada setiap orang yang memberikan "GIRI-CHOCO" kepada mereka di hari Valentine.

Demikianlah sedikit kisah tentang perayaan hari Valentine dan "WHITE DAY" di Jepang. Semoga bermanfaat bagi kamu-kamu yang suka Jepang, suka nonton J-Dorama, terutama kehidupan dan cinta anak-anak mudanya

Kamis, 05 Februari 2009

Angela Aki

Angela Aki

Angela Aki
Birth name Kiyomi Aki
安芸 聖世美
Also known as Angie, Lina
Born September 15, 1977 (1977-09-15) (age 31)
Origin Itano, Tokushima Prefecture, Shikoku, Japan
Genre(s) J-pop
Years active 2000–present
Label(s) Sony Music Japan, Tofu Records
Website Official site (Japanese)

Tofu Records: Angela Aki (English)

In this Japanese name, the family name is Aki.

Angela Aki (アンジェラ・アキ Anjera Aki?), born on September 15, 1977, in Itano, Tokushima Prefecture on the island of Shikoku in Japan, to a Japanese father and an Italian-American mother[1], is a Japanese singer-songwriter. Her birth name was Kiyomi Aki (安芸 聖世美 Aki Kiyomi).

Angela Aki speaks English and Japanese as she was raised in Japan, but moved to Hawaii at the age of fifteen where she graduated from 'Iolani School. From there she moved on to George Washington University where she graduated with majors in politics and music.

She originally released an indie album in the United States in 2000, called These Words, which received much critical acclaim. In 2002, she composed two tracks for "Let It Fall" by Dianne Eclar, a teenage pop singer from the Philippines. In 2005, in Japan, she released an indie mini-album under Virgo Music entitled One, which alerted Nobuo Uematsu to her music. Angela Aki is now signed under Sony Japan. In 2006, she sang the theme song for Final Fantasy XII, "Kiss Me Good-Bye".

She is good friends with JPOP star Yuna Ito. Both singers attended the same Japanese language school.

Angela Aki is the daughter of Kiyoshi Aki, the owner and co-founder of AEON Institute of Language Education. This is one of the "Big Four" Eikaiwa (English conversation) schools in Japan.

Reaching an English audience

In May 2006, Angela signed with Tofu Records in order to release English singles and albums. Her first release with Tofu was releasing "Kiss Me Good-Bye" as a digital single in the USA, with a slightly altered track list. Later that month she performed the Final Fantasy XII theme song, "Kiss Me Good-Bye" at the premiere PLAY! A Video Game Symphony concert in Chicago on May 27, 2006. With orchestral backup, she played piano and sang the English lyrics, which she had written herself. She also performed a cover version of "Eyes On Me", the theme song of Final Fantasy VIII, with a piano accompaniment.

hitsugaya

hitsugaya

code geass

code geass
anime

yui

yui